Beranda | Artikel
Bab Tidak Mengeraskan Bacaan Bismillahirrahmanirrahim
Selasa, 16 Januari 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Bab Tidak Mengeraskan Bacaan Bismillahirrahmanirrahim merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad , 2 Rajab 1445 H / 14 Januari 2024 M.

Kajian Hadits Tentang Tidak Mengeraskan Bacaan Bismillahirrahmanirrahim

Hadits 279:

عَنْ أَنَسٍ ﵁ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ). 

Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: “Aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, demikian pula Abu Bakar, Umar, dan Utsman, aku tidak mendengar seorang pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim.” (HR. Muslim)

Hadits ini dijadikan oleh jumhur sebagai dalil bahwa membaca Bismillahirrahmanirrahim itu tidak dikeraskan. Dan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah dengan lafadz وكانوا يسرون (mereka mensirkan), yaitu tidak mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim.

Dalam hadits ini sangat jelas pernyataan dari Anas bin Malik bahwa Nabi, Abu Bakar, Umar, demikian pula Utsman, mereka tidak mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim. Sedangkan mazhab Syafi’iyah berpendapat bahwa membaca Bismillahirrahmanirrahim itu hendaknya dijahrkan.

Ketahuilah saudaraku sekalian tidak ada satupun hadits yang sharih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika shalat mengeraskan bacaan “Bismillahirrahmanirrahim.” Hujah mereka yang paling kuat adalah hadits Nuaim bin Al-Mujammir, bahwa Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu mencontohkan shalat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu ia membaca “Bismillahirrahmanirrahim,” lalu membaca Al-Fatihah. Lalu kemudian Abu Hurairah mengatakan:

 إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Sesungguhnya aku yang paling menyerupai shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Hakim)

Pada lafadz “Abu Hurairah membaca Bismillahirrahmanirrahim,” adalah riwayat yang terdapat padanya illat. Karena lafadz “membaca Bismillahirrahmanirrahim” bersendirian padanya seorang perawi, dimana diselisihi oleh 80 perawi yang mereka tidak menyebutkan lafadz “Bismillahirrahmanirrahim.” Sehingga pada waktu itu, penyebutan “Bismillahirrahmanirrahim” ini bisa dikategorikan sebagai riwayat yang syadz.

Kalaupun misalnya kita katakan bahwa riwayat itu sahih, akan tetapi kita bisa katakan bahwa: Pertama, disitu Abu Hurairah hanya mengatakan “membaca Bismillahirrahmanirrahim,” dan tidak dikatakan di situ bahwa Abu Hurairah mengeraskannya. Yang kedua, atau bisa jadi sekali-kali beliau mengeraskan untuk mengajarkan bahwa “Bismillahirrahmanirrahim” termasuk yang dibaca, bukan secara terus-menerus membacanya.

Oleh karena itu, pendapat yang paling kuat adalah pendapat jumhur yang mengatakan bahwa “Bismillahirrahmanirrahim” tidak dikeraskan, tapi disirkan.

Lalu apakah “Bismillahirrahmanirrahim” merupakan ayat tersendiri yang tidak masuk dalam surah manapun kecuali An-Naml, ataukah dia surah Al-Fatihah? Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53810-bab-tidak-mengeraskan-bacaan-bismillahirrahmanirrahim/